Kolam Ide

Gubernur Koster Perkuat Branding Arak Bali Dalam Lomba …

Gubernur Koster Perkuat Branding Arak Bali Dalam Lomba Desain Kemasan: Strategi Tingkatkan Minuman Tradisional Bali

Kalau kamu mengira arak Bali cuma minuman tradisional untuk acara adat, saatnya kamu tahu bahwa citranya kini sudah lebih baik. Di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster, arak Bali mulai dikemas dengan gaya yang lebih modern dan memiliki potensi besar untuk go international. Tapi ini bukan isapan jempol, branding-nya sampai mengikuti kompetisi desain kemasan agar tampilannya semakin menarik dan siap bersaing di pasar global.

Dari Minuman Lokal Jadi Produk Berkelas Dunia

Gubernur Koster sangat serius dalam memperkuat branding arak Bali. Melalui Lomba Desain Kemasan Minuman Tradisional Arak Bali, beliau ingin arak tak hanya dikenal sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai produk unggulan yang bisa menarik perhatian pasar internasional. Tujuannya jelas: agar arak punya posisi yang setara dengan sake dari Jepang atau soju dari Korea.

Jadi, sekadar punya rasa yang khas itu nggak cukup. Kemasan juga harus menonjol, supaya orang-orang asing pun tertarik untuk mencobanya. Dalam acara penyerahan hadiah lomba yang diadakan di Rumah Jabatan Jaya Sabha, Denpasar, Koster menekankan pentingnya menjaga kualitas dan pengelolaan arak. Namun, perlu diingat, ini bukan ajakan untuk mengkonsumsi secara sembarangan. Arak tetap harus diproduksi dan dinikmati dengan tanggung jawab.

Branding Nggak Cuma Soal Logo, Tapi Identitas

Branding bukan sekadar logo menarik atau kemasan yang mewah. Ini tentang identitas. Dan Koster sangat memahami hal itu. Melalui lomba desain ini, arak Bali tidak hanya tampil lebih menarik, tetapi juga mengisahkan cerita yang kuat sebagai bagian dari budaya lokal. Kemasan yang menang akan dipatenkan dan dijadikan wajah resmi arak Bali di pasar nasional dan internasional.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, I Wayan Jarta, juga mengatakan bahwa kemasan ini akan membantu produk arak untuk mematuhi regulasi pengelolaan yang telah ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020. Jadi, semuanya akan lebih terstandarisasi, lebih aman, dan tentunya lebih layak untuk dijual.

Dari Hulu ke Hilir: Semua Untuk Krama Bali

Yang menarik dari pendekatan ini adalah dampaknya benar-benar terasa hingga ke masyarakat. Gubernur Koster ingin agar warga lokal juga merasakan manfaat langsung dari perkembangan industri arak ini. Data terakhir menunjukkan ada sekitar 1.472 pengrajin arak di seluruh Bali. Dengan kemasan yang lebih profesional dan kualitas terjamin, produk mereka bisa memiliki nilai jual lebih tinggi dan tentu saja membantu meningkatkan taraf hidup.

Salah satu pengusaha arak, Nyoman Yuli Arsana, menyatakan bahwa regulasi ini sangat membantu. Dulu, arak Bali sering mendapat pandangan negatif karena banyak produksi yang asal-asalan. Sekarang, semuanya lebih teratur dan sesuai aturan. Hasilnya? Wisatawan lebih percaya dan bahkan bisa membuka jalan untuk pasar ekspor. Menarik, bukan?

Nggak Sekadar Lomba, Tapi Langkah Strategis

Lomba desain ini sebenarnya lebih dari sekadar mencari pemenang. Ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan branding arak Bali. Juara pertama, I Made Januarta, serta dua juara lainnya, I Wayan Parwata dan I Made Sadnyana, tidak hanya mendapatkan hadiah uang tunai, tetapi juga menjadi bagian dari sejarah baru produk lokal Bali yang tengah menuju panggung dunia.

Jadi, jika sekarang kamu lihat arak Bali tampil lebih elegan dan profesional, itu bukan kebetulan. Semua hasil dari strategi jangka panjang, mulai dari penguatan regulasi, peningkatan kualitas produksi, hingga pembaruan tampilan luar produk.

BAGIKAN ARTIKEL

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top