Eh, kamu tahu nggak? Ada kabar baik nih buat kamu yang punya usaha kecil atau lagi berpikir untuk memulai bisnis! Bank Indonesia cabang Solo baru saja mengadakan acara pelatihan yang super bermanfaat bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kota Solo. Penasaran? Yuk, simak selengkapnya!
Kolaborasi Keren Antara BI Solo dan Tim PKK
Jadi gini, BI Solo mengadakan pelatihan tentang branding dan kemasan produk yang berlangsung di rumah dinas Wali Kota Loji Gandrung pada tanggal 14-15 Oktober lalu. Acara ini dihadiri oleh 30 ibu-ibu PKK yang mewakili lima kecamatan di Solo. Keren, kan?
Yang menarik, pelatihan ini sangat fokus pada pengembangan kemasan yang inovatif dan ramah lingkungan. Sekarang, konsumen semakin peduli dengan produk yang eco-friendly, jadi sangat penting untuk UMKM mengikuti tren ini.
Masalah Umum yang Dihadapi Para Pebisnis Kecil
Menurut Pak Nugroho Joko Prastowo, Kepala Perwakilan BI Solo, mayoritas pelaku usaha mikro masih berhadapan dengan masalah yang cukup mendasar. Apa aja sih?
Pertama, pemahaman tentang branding dan kemasan masih terbatas. Kedua, urusan perizinan yang masih bikin pusing. Ketiga, pemasaran digital yang belum terlalu optimal.
Bagi anggota PKK, tantangannya malah lebih berat. Selain harus mengurus bisnis, mereka juga memiliki tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga. Alhasil, waktu untuk fokus pada pengembangan usaha menjadi terbatas, dan bisnis mereka pun stagnan.
“Bagaimana kita bisa memberdayakan UMKM anggota PKK agar bisa naik kelas dan membantu ekonomi Kota Solo dari tingkat terkecil, yaitu keluarga,” ujar Pak Nugroho saat membuka acara pelatihan kemarin.
Target Utama: Dari Usaha Rumahan ke Level Profesional
BI Solo menggelar pelatihan branding dan kemasan produk ini dengan tujuan yang sangat jelas. Mereka ingin peserta bisa mengelola bisnis dengan lebih profesional dan memperluas jangkauan pemasaran.
Materi pelatihannya juga sangat lengkap! Dari cara membangun brand yang kuat, teknik kemasan yang menarik, hingga digitalisasi pembayaran menggunakan QRIS. Plus, ada edukasi mengenai kemasan ramah lingkungan yang sedang tren saat ini.
Menariknya, Pak Nugroho menyatakan bahwa tantangan yang dihadapi cukup berat karena produk dari anggota PKK sangat beragam dan memiliki tingkat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, mereka perlu melakukan kurasi untuk menentukan pelatihan yang tepat bagi masing-masing peserta.
Dukungan Penuh dari Istri Wali Kota Solo
Selvi Ananda, yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Solo dan istri Gibran Rakabuming Raka, memberikan dukungan penuh untuk acara ini. Baginya, branding dan kemasan adalah unsur yang sangat penting dalam produk UMKM, terutama di era digital seperti sekarang ini.
“Ketika kita menjual secara online, orang tidak bisa melihat langsung tampilan produk kita. Jadi, kita perlu mengemas produk dengan baik sehingga tampilan foto yang kita upload dapat menarik perhatian pembeli,” jelas Selvi.
Dia juga berharap kolaborasi antara BI dan Tim Penggerak PKK ini bisa berlanjut demi memajukan keluarga-keluarga di Kota Solo dan mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi.
Narasumber Berkualitas yang Membuat Peserta Terampil dalam Bisnis
Pelatihan ini semakin menarik karena menghadirkan narasumber yang berpengalaman. Ada Aries Adenata, co-founder Indonesia Branch Advisory Network (IBAN) dan pendiri brandinsight.id, yang membahas cara membangun brand mulai dari positioning hingga identitas.
Kemudian, ada Rakmatniwa dari BisnisUKM.com yang mengulas tuntas tentang pemilihan bahan kemasan yang inovatif. Dia juga menjelaskan cara menciptakan estetika kemasan yang bisa menarik perhatian calon konsumen.
Tak ketinggalan, Radithiyo Basumurtiatma dari Google berbagi tentang teknik pemasaran digital. Ditambah lagi, ada tim dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) yang memberikan edukasi soal prosedur dan perizinan produk UMKM.
Dampak Jangka Panjang bagi Ekonomi Solo
Program BI Solo menggelar pelatihan branding dan kemasan produk ini sebenarnya memiliki visi yang lebih besar. Mereka ingin pelaku UMKM bisa naik kelas, dari sekadar menjual di sekitar rumah, kini bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Konsepnya sederhana namun kuat: jika kesejahteraan keluarga meningkat, ekonominya Kota Solo juga akan semakin kuat. Strategi ini bersifat bottom-up, dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat.
Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas usaha anggota PKK, khususnya dalam branding dan kemasan berkualitas. Tujuannya biar produk mereka nggak hanya lebih menarik, tapi juga aman dan mendorong kelestarian lingkungan.
Langkah Awal Menuju Transformasi Digital
Yang menarik dari program ini adalah waktu pelaksanaannya yang sangat tepat. Di era digital saat ini, kemampuan dalam branding dan kemasan yang menarik sudah menjadi sebuah keharusan, bukan lagi sekadar pilihan.
Terlebih setelah pandemi, banyak bisnis yang perlu beradaptasi dengan model penjualan online. Di sinilah pentingnya kemasan yang fotogenik dan brand yang kuat, karena konsumen hanya menilai produk dari foto saja.
Program BI Solo menggelar pelatihan branding dan kemasan produk ini menjadi semacam jembatan bagi pelaku UMKM agar dapat bertransformasi dari bisnis tradisional ke digital. Dengan pengetahuan yang tepat, mereka bisa bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Jadi, gimana? Kamu yang punya usaha kecil, sudah siap belum untuk naik level seperti para peserta pelatihan ini? Semoga cerita ini bisa jadi inspirasi buat kamu yang ingin mengembangkan bisnis secara lebih profesional!